judulnya itu : Nge-ROKOK itu Asyik !!
Rokok, sesuatu yang sudah masyhur di
kalangan kita. Tidak ada yang tabuh ataupun canggung mendengar orang menyebut
kata itu. Tentu saja, masa sekarang khususnya banyak orang yang mengonsumsi
rokok dari yang paling murah hingga rokok yang terbungkus “seksi”. Semua
tersebar luas di Indonesia, bahkan di dunia. Kata orang sih rokok itu enak,
bisa nentremin ati, solusi buat ngedapetin inspirasi.
Bener banget asumsi masyarakat perokok
kalau merokok itu asik. Sekedar informasi bagi yang belum tau, rokok itu punya
kandungan zat yang zat tersebut bisa njadiin otak kita terasa tenang, nikotin
namanya. Di dalam nikotin terkandung berberapa senyawa antara lain dopamine.
Kata ahli kimia, domanine itu neurotransmitter atau bisa dikatakan
senyawa kimia yang sangat berpengaruh terhadap mood seseorang yang
mengonsumsinya. Nikotin juga terkenal sebagai zat adiktif keras. Penggunanya
dengan cepat menjadi ketergantungan. Nah kalo orang udah kena yang satu ini,
udah dipastikan mereka bakal terus nyari yang namanya nikotin, rokoklah
sasarannya. Sama kayak pecandu narkoba, mereka bakal terus nyari rokok kalo
moodnya lagi buruk, orang jawa bilang sih kulino (terbiasa).
Selain karena kandungan dalam rokok itu
yang nyebabin ketagihan, ada faktor-faktor lain juga. Faktor yang paling berperan
yaitu faktor sosial. Ya seperti yang sudah kita tahu, manusia itu kan zoon
politicon , makhluk sosial. Karena itu kita selalu berada dalam lingkup
sosial. Kebanyakan dari masyarakat perokok itu awal kenal rokok dari temannya,
apalagi remaja. Remaja sekarang sering banget ngumpul-ngumpul, katanya sih
ajang silaturahmi, tapi ya yang namanya manusia pasti punya sifat berbeda-beda.
Dari perkumpulan-perkumpulan itu tercetuslah berbagai macam bentuk manusia, ada
yang basicnya perokok, ada yang alim. Nah mulai dari situ banyak yang
sebelumnya ga kenal rokok jadi kenal. Karena sering neliat temen-temennya
ngrokok jadi ikut nyicipin.
Pendapat saya diatas di perkuat oleh penelitian
om Lewin dan om Oskamp. On Lewin (dalam
Komasari & Helmi, 2) menyatakan bahwa perilaku merokok merupakan fungsi
dari lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok disebabkan oleh faktor
dalam diri (seperti perilaku memberontak dan suka mengambil resiko) dan faktor
lingkungan (seperti orang tua yang merokok dan teman sebaya yang merokok).
Sedangkan menurut om Oskamp (Smet, 1994) seseorang mulai merokok terjadi akibat
pengaruh lingkungan sosial : teman-teman, kawan sebaya,orang tua,
saudara-saudara dan media. Satu lagi tambahan menurut smet (1994) menyatakan
bahwa seseorang merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti kebiasaan
budaya, kelas sosial, gengsi dan tingkat pendidikan.
Nih ada lagi yang ngebuktiin kalau teman
itu faktor sosial yang sangat berpengaruh banget terhadap perokok. Menurut Leventhal (Smet, 1994) merokok
tahap awal itu dilakukan dengan teman-teman (64%), seorang anggota keluarga
bukan orangtua (23%), tetapi secara mengejutkan bagian besar juga dengan orang
tua(14%). Hal ini mendukung hasil penelitian Komalasari dan Helmi (2000) yang
mengatakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu
kepuasan psikologis, sikap permisif orangtua terhadap perilaku merokok remaja
dan pengaruh teman sebaya.
Kembali ke hukum alam, tiap sesuatu
pasti ada manfaat dan kerugiannya. Manfaatnya tadi sudah, sekarang gantian
kerugiannya. Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan
lebih 4 000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan bisa mengakibatkan
kematian. Kandungan asap rokok didalamnya terdapat bahan radioaktif (polonium-201)
dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai
(ammonia), naphthalene, racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic),
gas beracun (hydrogen cyanide). Ga usah dikasih tau juga udah pada tau
gimana bahayanya zat itu. Apalgi yang satu ini, Tar mengandung sekurang-kurangnya
43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen). Bahan seperti benzopyrene yaitu sejenis
policyclic aromatic hydrocarbon (PAH) telah lama disahkan sebagai agen pembawa
penyakit kanker.
Nikotin juga bisa menjadi faktor utama resiko terjadinya
serangan penyakit jantung dan struk. Hampir seperempat penderita penyakit
jantung adalah hasil efek dari merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan
penyebab utama kematian sementara struk menempati urutan ke empat sebagai pembunuh.
Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang beracun,gas ini biasanya terdapat pada
hasil pembakaran mesin yang keluar melalui kenalpot kendaraan bermotor. Bisa
dianalogikan kalau orang merokok sama saja seperti orang menghisap kenalpot.
Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa asap rokok 10 kali lebih berbahaya
dari pada asap kenalpot.
Sekarang saatnya kalian memilih sendiri cara hidup
kalian.
Merokok memang asik, tapi alangkah lebih asiknya
bila kita jauh dari rokok. Setidaknya kesehatan kita beberapa langkah lebih
“maju” dari pada masyarakat perokok. Intinya semua kembali pada persepsi,
keyakinan dari diri kita masing-masing, yang penting jangan saling membenci.
Yang merokok harus menghargai orang yang tidak merokok, yang tidak merokok juga
ingat bahwa perokok punya Hak Asasi untuk hidupnya sendiri. HIDUP SEHAT ITU
INDAH, MAHAL . .
Wassalam... salam damai . PEACE !!
Reza A. Rahman
dalam Kegiatan bulanan Gerakan Menulis (GM)
BEM KM FPIK
Universitas Diponegoro, Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar