Sabtu, 14 September 2013

Rokok

nah.. disini ndung mau sedikit berbagi tulisan, asumsi atau apalah tentang "gulungan tembakau" yang sudah tidak asing di kalangan masyarakat. bahasanya biasa aja ya, ga usah formal formal ,, hehe
judulnya itu : Nge-ROKOK itu Asyik !!

Rokok, sesuatu yang sudah masyhur di kalangan kita. Tidak ada yang tabuh ataupun canggung mendengar orang menyebut kata itu. Tentu saja, masa sekarang khususnya banyak orang yang mengonsumsi rokok dari yang paling murah hingga rokok yang terbungkus “seksi”. Semua tersebar luas di Indonesia, bahkan di dunia. Kata orang sih rokok itu enak, bisa nentremin ati, solusi buat ngedapetin inspirasi.
Bener banget asumsi masyarakat perokok kalau merokok itu asik. Sekedar informasi bagi yang belum tau, rokok itu punya kandungan zat yang zat tersebut bisa njadiin otak kita terasa tenang, nikotin namanya. Di dalam nikotin terkandung berberapa senyawa antara lain dopamine. Kata ahli kimia, domanine itu neurotransmitter atau bisa dikatakan senyawa kimia yang sangat berpengaruh terhadap mood seseorang yang mengonsumsinya. Nikotin juga terkenal sebagai zat adiktif keras. Penggunanya dengan cepat menjadi ketergantungan. Nah kalo orang udah kena yang satu ini, udah dipastikan mereka bakal terus nyari yang namanya nikotin, rokoklah sasarannya. Sama kayak pecandu narkoba, mereka bakal terus nyari rokok kalo moodnya lagi buruk, orang jawa bilang sih kulino (terbiasa).
Selain karena kandungan dalam rokok itu yang nyebabin ketagihan, ada faktor-faktor lain juga. Faktor yang paling berperan yaitu faktor sosial. Ya seperti yang sudah kita tahu, manusia itu kan zoon politicon , makhluk sosial. Karena itu kita selalu berada dalam lingkup sosial. Kebanyakan dari masyarakat perokok itu awal kenal rokok dari temannya, apalagi remaja. Remaja sekarang sering banget ngumpul-ngumpul, katanya sih ajang silaturahmi, tapi ya yang namanya manusia pasti punya sifat berbeda-beda. Dari perkumpulan-perkumpulan itu tercetuslah berbagai macam bentuk manusia, ada yang basicnya perokok, ada yang alim. Nah mulai dari situ banyak yang sebelumnya ga kenal rokok jadi kenal. Karena sering neliat temen-temennya ngrokok jadi ikut nyicipin.
Pendapat saya diatas di perkuat oleh penelitian om Lewin dan om Oskamp. On Lewin (dalam Komasari & Helmi, 2) menyatakan bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok disebabkan oleh faktor dalam diri (seperti perilaku memberontak dan suka mengambil resiko) dan faktor lingkungan (seperti orang tua yang merokok dan teman sebaya yang merokok). Sedangkan menurut om Oskamp (Smet, 1994) seseorang mulai merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial : teman-teman, kawan sebaya,orang tua, saudara-saudara dan media. Satu lagi tambahan menurut smet (1994) menyatakan bahwa seseorang merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi dan tingkat pendidikan.
Nih ada lagi yang ngebuktiin kalau teman itu faktor sosial yang sangat berpengaruh banget terhadap perokok. Menurut Leventhal (Smet, 1994) merokok tahap awal itu dilakukan dengan teman-teman (64%), seorang anggota keluarga bukan orangtua (23%), tetapi secara mengejutkan bagian besar juga dengan orang tua(14%). Hal ini mendukung hasil penelitian Komalasari dan Helmi (2000) yang mengatakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orangtua terhadap perilaku merokok remaja dan pengaruh teman sebaya. 
Kembali ke hukum alam, tiap sesuatu pasti ada manfaat dan kerugiannya. Manfaatnya tadi sudah, sekarang gantian kerugiannya. Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan bisa mengakibatkan kematian. Kandungan asap rokok didalamnya terdapat bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), naphthalene, racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide). Ga usah dikasih tau juga udah pada tau gimana bahayanya zat itu. Apalgi yang satu ini, Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen).  Bahan seperti benzopyrene yaitu sejenis policyclic aromatic hydrocarbon (PAH) telah lama disahkan sebagai agen pembawa penyakit kanker.
Nikotin juga bisa menjadi faktor utama resiko terjadinya serangan penyakit jantung dan struk. Hampir seperempat penderita penyakit jantung adalah hasil efek dari merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan penyebab utama kematian sementara struk menempati urutan ke empat sebagai pembunuh. Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang beracun,gas ini biasanya terdapat pada hasil pembakaran mesin yang keluar melalui kenalpot kendaraan bermotor. Bisa dianalogikan kalau orang merokok sama saja seperti orang menghisap kenalpot. Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa asap rokok 10 kali lebih berbahaya dari pada asap kenalpot.
Sekarang saatnya kalian memilih sendiri cara hidup kalian.
Merokok memang asik, tapi alangkah lebih asiknya bila kita jauh dari rokok. Setidaknya kesehatan kita beberapa langkah lebih “maju” dari pada masyarakat perokok. Intinya semua kembali pada persepsi, keyakinan dari diri kita masing-masing, yang penting jangan saling membenci. Yang merokok harus menghargai orang yang tidak merokok, yang tidak merokok juga ingat bahwa perokok punya Hak Asasi untuk hidupnya sendiri. HIDUP SEHAT ITU INDAH, MAHAL . .


Wassalam... salam damai . PEACE !!

Reza A. Rahman
dalam Kegiatan bulanan Gerakan Menulis (GM)
BEM KM FPIK 
Universitas Diponegoro, Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar